Cara Menggunakan Ardour Untuk Merekam / Membuat Lagu

Pada postingan sebelumnya saya sudah memperkenalkan software gratis untuk rekaman dengan kualitas profesional yang bernama Ardour, untuk kali yang akan saya tuliskan adalah cara menggunakan Ardour.

Ada aturan yang harus diketahui saat menggunakan Ardour, aturan ini berlaku untuk pengguna Ubuntu Studio karena saya belum pernah menggunakan Ardour di distro Linux selain Ubuntu Studio. Aturan ini berlaku saat pertama kalinya membuka Ardour pasca instalasi.

Berikut langkah-langkah menggunakan Ardour di Ubuntu Studio, jadi ikutilah petunjuknya dengan benar secara berurutan:

  1. Menancapkan mikrofon terlebih dahulu sebelum menjalankan Apapun!!!

  2. Membuka QjackCtl (semacam Asio di Windows), buka menu aplikasi – audio production – QjackCtl.

    jack.png
    Qjackctl
  3. Setelah kotak Qjack muncul, Klik tombol “setup” untuk melakukan pengaturan.

  4. Tentukan “input device” untuk menentukan mikrofon yang dipakai, klik tanda panah hingga muncul deretan device, pilihlah nama device mikrofon yang dipakai. Sebagai contoh saya menggunakan mikrofon Behringer C-1U, maka disitu ada tulisan C-1U.

  1. Tentukan “output device”, jika menggunakan soundcard external maka pilih nama soundcard-nya, tapi jika menggunakan soundcard internal maka pilih default saja.

  2. Tentukan sample rate sesuai selera, misalnya saya memilih sample rate 48000. Setelah itu klik OK.

    jack2.png
    Setup Jack Audio
  3. Kemudian klik “Quit” untuk keluar

  4. Buka kembali Qjack-nya seperti langkah no.2.

  5. Setelah jendela QjackCtl muncul kembali, klik tombol “Start” dengan tanda panah berwarna hijau untuk menyalakan, pastikan layarnya menyala itu berarti Jack telah berjalan. Selama Qjack menyala, driver lain seperti alsa, pulseaudio, dan lain-lain tidak akan berfungsi. Jadi untuk sementara waktu kita tidak bisa memutar video atau lagu selama Jack masih menyala karena Qjack menonaktifkan driver yang lain (pulse, alsa, oss, dll).jack3.png

  1. Nah sekarang kita baru bisa membuka Ardour3. Caranya klik Menu – Audio production – Ardour3.

  2. Setelah muncul kotak, pilihlah sample rate sesuai dengan sample rate yang telah diatur di dalam QjackCtl tadi, kemudian klik next, lalu klik new session, isilah session name dengan nama proyek lagu (misalnya judul lagunya “Aku Cinta Kamu”) dan tentukan lokasi tempat proyek tersebut berada.

  3. Setelah jendela terbuka Ardour siap digunakan.

  4. Cara menutupnya, jika kita telah selesai menggunakan Ardour dan ingin menutupnya maka yang harus ditutup pertama kali adalah Ardour-nya terlebih dahulu kemudian baru QjackCtl.

Setelah kita melakukan langkah-langkah awal tadi, selanjutnya kita melakukan langkah-langkah saat merekam menggunakan Ardour. Sebenarnya tulisan berikut ini tidak lengkap, oleh karena itu silakan anda bereksperimen seluas-luasnya dan berikut ini adalah langkah-langkah sederhana:

  1. Memunculkan Track

Caranya klik track lalu pilih track, setelah muncul kotak pilih jumlah track pada add, lalu pada configuration silakan pilih mono, stereo, atau yang lainnya. Untuk track mode dan group abaikan saja. Untuk mempermudah monitoring silakan klik view dan pastikan “show editor mixer” tercentang. Untuk mempercantik tampilan silakan pilih warna sesuka hati, klik track yang di bagian kiri – klik kanan – color, silakan pilih warna sesuai keinginan. Berikutnya klik edit – preference – muncul kotak – pilih tab editor – centang “color regions using their track’s color” supaya lebih colorfull. Untuk memindahkan posisi track dari atas ke bawah atau sebaliknya silakan lihat di bagian kanan jendela Ardour lalu pilih tab position, setelah muncul deretan nama track silakan geser ke atas atau ke bawah di antara track-track yang lain.

  1. Recording

Untuk merekam caranya adalah sebagai berikut:

-Klik tombol merah pada bagian track yang akan dipakai untuk merekam.

-Kemudian cek mikrofonnya, jika terlihat tanda-tanda bergerak pada layar input maka itu tandanya mikrofon telah siap untuk merekam.

-Untuk mempersiapkan rekaman silakan klik tombol merah yang ada pada menu bar.

-Nah untuk memulai proses rekaman klik tombol play saat itulah proses rekaman berlangsung. Hasil data-data rekaman akan tersimpan di dalam direktori folder “nama proyek” – interchange – “nama proyek” – audio.

Catatan: Jika Ardour telah ditutup kemudian di lain waktu dibuka kembali, maka biasanya bagian track yang tadinya dipakai untuk merekam tidak akan mendeteksi input mikrofon. Jika hal itu terjadi, maka tambahkan track yang baru dan lakukan kembali seperti cara di atas.

  1. Import Data

Untuk import berupa data Audio caranya sangat mudah seperti cara-cara di DAW pada umumnya yaitu dengan cara seret dari file manager, tarik, dan tempelkan pada track. Sedangkan untuk import berupa MIDI silakan berexperimen sendiri karena saya tidak pernah menggunakan format MIDI apalagi MIDI external.

  1. Mixing

Ubuntu Studio telah menyediakan efek-efek yang melimpah ruah seperti EQ, reverb, delay, echo, dan efek-efek lainnya yang jumlahnya mencapai ratusan. Cara memberi efek adalah tentukan track yang akan diberi efek dengan cara klik pada bagian kiri track. Kemudian lihat kolom mixer yang terletak di bagian paling kiri jendela Ardour. Di bagian atasnya ada sebuah kolom yang ada tulisan Fader, arahkan cursor di bawah tulisan fader lalu klik kanan – new plugin, dan silakan pilih efek sesuka hati. Biasanya efek yang saya pilih pada track vocal adalah Multiband EQ diletakkan paling atas di bawah fader, disusul TAP Stereo Echo, MDA Dynamic, Calf Reverb, tapi itu kembali sesuai selera masing-masing.

  1. Membersihkan Sampah

Dalam rekaman pasti ada data rekaman audio yang tidak terpakai dan telah kita hapus dari track tapi masih menumpuk dalam folder sebagai sampah. Nah cara membersihkannya adalah klik session – clean up – clean up unused sources – clean up – close. Nanti datanya akan dikirim di folder “Dead”. Perhatian, data yang sudah berada dalam folder “Dead” jangan sekali-kali diseret ke track karena akan menimbulkan error, tetapi jika di cut/ copast ke folder audio sudah bisa diseret ke track.

  1. Export

Untuk mengeksport caranya juga sangat mudah klik session – export – export to audio files, muncul kotak silakan pilih formatnya atau bisa juga disunting format, bitrate, dan sample rate nya. Lalu isi kolom label dengan nama judul lagu lalu klik export. Pada saat pertama kalinya meng-export akan muncul kotak berupa registrasi silakan pilih mau menjadi donasi atau tidak, kalau iya, maka jangan segan-segan untuk menyumbangkan dana agar Ardour tetap lestari, dan jika tidak, maka abaikan saja karena software ini gratis untuk semua.

Tips: tips ini ditujukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, jadi sebaiknya ikuti saja. Berikut langkah-langkahnya:

1. buatlah sebuah folder khusus (terserah mau ditempatkan dimana) dan berilah nama misalnya cadangan

2. setelah selesai menyimpan dan menutup proyek Ardour, copy-lah proyek Ardour tersebut dan paste-kan di folder cadangan tadi. Hal ini dilakukan setiap kali selesai menyimpan proyek.

Saya pernah membuat sebuah kesalahan yaitu data yang saya bersihkan dan sudah berada di folder dead saya seret langsung ke proyek tanpa dipindah dahulu di folder interchange, hasilnya proyeknya tidak mau dibuka dan harus membuat proyek ulang. Namun jika mengikuti tips di atas apabila terjadi hal seperti itu maka proyek cadangan bisa kita copy dan di-paste-kan menggantikan proyek yang error.

Ingat setiap aplikasi pasti punya kelemahan bahkan software berbayar sekalipun.

3. untuk mastering (polesan akhir) sebaiknya gunakan Audacity karena lebih cocok untuk mastering daripada mixing

Mungkin ini saja coretan dari saya yang masih jauh dari sempurna (lebay) karena saya sendiri juga masih baru di khasanah per-Linux-an. Oleh karena itu buat teman-teman yang masih pakai software bajakan dan berniat baik ingin menggunakan Linux sebagai pilihan gratis maka jangan takut untuk mencobanya. Karena berdasar pengalaman, saya justru menemukan kualitas rekaman yang lebih baik daripada dahulu ketika saya masih menggunakan software berbayar yang saya bajak. Silakan bereksperimen seluas-luasnya karena Linux itu open source. Mari kita ramaikan khasanah per-Linux-an di negeri ini.

Terima kasih sudah membaca tulisan saya, semoga bermanfaat, wasalam.

Ardour – Software Rekaman Gratis Kualitas Profesional

Dalam dunia digital recording baik profesional maupun rumahan banyak kita temui software yang bisa dipakai untuk rekaman seperti CoolEditPro/Adobe Audition, Cubase, Nuendo, Studio One, ProTools, dan lain-lain. Namun software-software tersebut tidaklah gratis, ada harga mahal yang harus dibayar, harganya pun mencapai jutaan, kita hanya boleh menggunakan secara gratis selama masa trial. Memang benar, kita bisa dengan mudah menggunduh aplikasi tersebut di banyak situs beserta crack/serial number secara leluasa, namun itu adalah perbuatan ilegal dan melanggar hukum, bahkan fatwa ulama pun telah mengharamkan perbuatan tersebut, itu sama seperti mencuri uang sebesar harga software yang dibajak.

Sebenarnya ada banyak pilihan aplikasi gratis yang bisa digunakan untuk rekaman seperti Audacity, Jokosher, Qtracktor, dan Traverso yang bisa kita manfaatkan untuk merekam lagu baik lagu ciptaan kita sendiri maupun covering dari penyanyi tertentu. Namun aplikasi gratis tersebut menurut saya kurang bagus untuk recording dan mixing dan terkadang tidak berjalan dengan baik. Tapi tenang saja, ada satu aplikasi digital recording yang menurut saya layak disebut profesional yaitu Ardour.

ardour.png
tampilan Ardour (digital audio workstation)

Ardour adalah aplikasi Digital Audio Workstation (DAW) yang bisa dipakai untuk recording dan mixing layaknya profesional. Ardour ini gratis, dengan tampilan menawan namun tetap ringan dan tidak membutuhkan spesifikasi Hardware yang muluk-muluk serta tidak banyak memakan ruang spasi hardisk. Namun konsekuensinya anda harus bersedia meninggalkan Windows kesayangan anda karena sampai detik ini Ardour hanya berjalan di platform GNU/Linux, FreeBSD, Solaris, dan Mac OSX. Eeeeiitttt…Tunggu dulu! Jangan takut, Linux itu mudah kok, gak susah, bahkan tampilannya lebih cantik! Nah Ardour ini juga sudah dikemas di dalam paket sistem operasi dari salah satu distro Linux bernama Ubuntu Studio (Linux for creative human) secara default seperti yang saya pakai.

ubuntu studio.png
tampilan Ubuntu Studio (linux for creative human)

Ubuntu Studio adalah sistem operasi (seperti halnya Windows) dari Ubuntu yang merupakan salah satu distro Linux yang dibuat untuk mempermudah para seniman dalam berkarya karena di dalamnya terdapat aplikasi-aplikasi multimedia seperti rekaman, membuat instrumen musik, membuat video klip atau Film, melukis, mengedit gambar, percetakan, dan lain-lain. Selain itu Ubuntu Studio juga sudah dilengkapi dengan codec multimedia dan ratusan plugin yang dibutuhkan sehingga kita tidak perlu bingung soal dependency yang harus ditambahkan. Ingat, Ubuntu Studio ini gratis dan legal, tidak perlu aktivasi, tidak perlu membayar lisensi seperti Windows. Cara menginstal Ubuntu Studio ini mudah karena berbasis GUI, caranya kurang lebih hampir sama saja dengan cara menginstal Ubuntu pada umumnya yang sudah banyak ditulis di banyak blog. Ubuntu Studio bisa diunduh secara gratis di internet atau bisa dengan membeli kepingan DVD di situs tertentu dengan harga yang sangat terjangkau sekitar Rp15.000 – 20.000 saja dan itu sudah legal serta boleh disebarluaskan secara bebas.

Ardour ini memiliki kelebihan yaitu gratis, ringan, cukup stabil, dan tampilannya menawan. Lalu bagaimana cara menggunakan Ardour? silakan baca di sini cara menggunakan Ardour untuk rekaman

PEMBAGIAN WILAYAH SUARA MANUSIA

Pembagian Wilayah Nada Suara Manusia

Gak ada pembukaan, gak ada sekapur sirih, langsung aja qta sikat!

Pada mulanya pembagian wilayah vokal manusia hanyalah ditujukan untuk seni paduan suara di Eropa. Namun sekarang, hal itu telah dijadikan patokan tipe vokal seorang penyanyi. Misalnya Krisdayanti (KD)dalam lagu-lagunya tercatat sementara memiliki nada terendah Eb3 (Cinta ft Melly Goeslaw) dan tercatat pula memiliki nada tertinggi E5 (lupa judul lagunya) dalam suara asli. Hal itu berarti wilayah KD berada di sekitar wilayah alto yaitu sekitar E3-F5. Jadi Krisdayanti memiliki tipe suara Alto.

Setiap wilayah memiliki jangkauan sekitar 2 oktaf, ini adalah standar rata-rata jangkauan suara asli manusia. Tentunya tidak mutlak karena setiap manusia memiliki jangkauan suara yang berbeda-beda. Ada yang hanya menjangkau 1,5 oktaf hingga ada yang memiliki jangkauan 3 oktaf. Namun biasanya lebih dari itu, suara penyanyi sering terbantu dengan register lain secara tidak sadar. Misalnya untuk nada rendah terbantu vocal fry, dan di nada tinggi terbantu mixed voice.

Berikut adalah pembagian wilayah manusia, tiap wilayah satu dengan wilayah lainnya terpaut sekitar 2 nada:

1.   Contrabass

Memiliki wilayah sekitar C2/C#2 hingga C4/C#4. Contohnya penyanyi papan atas Trinde Raino yang memiliki modal register sekitar  C2-C4 saja. Silakan juga Tonton dan Subscribe Channel Youtube TRaino MUSIK

2.   Bass

Memiliki wilayah sekitar E2/F2 dan tertinggi E4/F4. Misalnya Ikhsan “Idol”.

3.   Bariton

Memiliki wilayah sekitar G#2/A2 hingga G#4/A4.

Kebanyakan wilayah contrabass, bass, & bariton dimiliki oleh pria dan jarang untuk wanita meskipun Mariah Carey, Georgia Brown, Chaka Khan, & Whitney Houston dapat mencapai nada rendah A2. Di Indonesia 70% vokalis pria suaranya berada di wilayah ini, tidak perlu aku sebutkan satu persatu karena jumlahnya terlalu banyak.

4.   Tenor/Contralto

Memiliki wilayah sekitar C3/C#3 hingga C5/C#5. Wilayah ini sering dimasukkan ke dalam wilayah tinggi pria. Untuk pria wilayah ini disebut tenor, sedangkan untuk wanita disebut contralto. Wilayah inilah yang kebanyakan dipilih oleh produser/musisi & ajang pencarian bakat di Indonesia baik untuk penyanyi pria maupun penyanyi wanita. Misalnya Judika, Afghan, Once, Kikan, Memes, Laudya C Bella, Shella Marcia, Dewiq, Ipank, Anang & Ashanty, Tantri  dll. Sehingga tinggi rendahnya suara wanita menjadi sejajar. Emansipasi gitu lowh!

5.   Alto /Countertenor

Memiliki wilayah sekitar E3/F3 hingga E5/F5. Untuk wanita wilayah ini disebut alto, sedangkan untuk pria disebut countertenor. Alto itu sendiri berarti tinggi. Ya, memang tinggi buat kaum adam. Namun untuk kaum hawa sering termasuk dalam wilayah rendah wanita. Wilayah inilah yang kebanyakan dipilih oleh produser/musisi  di Indonesia/Malaysia untuk penyanyi wanita. Misalnya KD, Titi Dj, Syahrini, Rossa, Ute, BCL, Nike Ardilla, Poppy Mercury, Inka Christie, Siti Nurhaliza, Ella, dll. Sedangkan untuk yang bersuara Mezzosopran/Sopran lebih jarang dipilih.

6.   Mezzosopran

Memiliki wilayah sekitar G#3/A3 hingga G#5/A5. Wilayah ini hanya dimiliki oleh wanita (murni suara asli bukan mixed voice). Penyanyi yang sering bernyanyi di wilayah ini diantaranya Yelse, Vina, Rita Butar Butar, Jaclyn Victor, Agnes Monica dan Ziana Zain.

7.   Sopran

Memiliki wilayah sekitar C4/C#4 hingga C6/C#6. Sopran berarti supra/super, artinya diatas. Bahkan wilayah ini terlalu tinggi untuk falsetto pria dalam musik opera/paduan suara. Setahu aku di Indonesia penyanyi yang mencapai wilayah ini dengan suara asli/chest voice adalah Soimah Pancawati. Sedangkan untuk Gita Gutawa memang sering bernyanyi di wilayah ini namun ia menggunakan head voice di nada tingginya.

8.   Sopraneno/sopracuta (dari suatu sumber)

Memiliki wilayah sekitar E4/F4 hingga E6/F6. Ada yang menyebutnya dengan Sopracuta. Aku gak tau istilah pastinya itu apa, namun yang pasti wilayah ini berada di atas sopran. Penyanyi yang mencapai wilayah ini adalah Tarja Turunen yang menurut sumber tertentu suara aslinya mencapai nada tertinggi E6/F6. Mado Robin & Erna Sack? Mbuh ah ra ngerti……

Gambar di atas adalah tuts piano, memiliki jangkauan 7 oktaf + 2 nada (7.2 oktaf) tujuh titik dua oktaf. Pojok kiri adalah nada A0 yang merupakan nada terendah dan pojok kanan adalah nada C8 yang merupakan nada tertinggi di piano. ngomong2 gambarnya koq kabur gitu ya…

Pembagian wilayah di atas tidaklah mutlak karena beberapa ahli vokal menggolongkan penyanyi berdasarkan nada yang sering digunakan dalam bernyanyi. Misalnya Gita Gutawa dan Putri Ayu Silaen disebut  sebagai sopranist karena sering menyanyikan lagu-lagu di nada sopran meskipun nada soprannya menggunakan head voice.

Oke, itu saja pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat. Silakan boleh protes/kritik/saran dll.

Jika ada kesalahan dalam penulisan nama/istilah/kosakata, mohon diralat. Terima kasih.

PERBEDAAN FALSETTO, HEAD VOICE, & WHISTLE REGISTER

Mungkin kita sering bingung dan bertanya-tanya tentang istilah falsetto, head voice dan whistle register karena ketiga-tiganya sama-sama merupakan suara palsu/bukan suara asli. Namun secara sederhana kita bisa koq membedakannya. Ini berdasarkan pengalamanku (Trindel Wong Elek) karena aku memiliki 9 register suara manusia. Sebelumnya aku kasih pengertian dulu mengenai falsetto, head voice, dan whistle register.

Falsetto artinya suara palsu, karena dulu di suatu Negara di wilayah Eropa wanita sempat dilarang bernyanyi, lalu posisinya digantikan oleh pria. Untuk mencapai nada-nada tinggi suara asli pria tidak mungkin dapat mencapai suara asli wanita yang tinggi. Lalu pria menggunakan suara palsu untuk mencapai nada-nada tinggi wanita yang disebut dengan istilah falsetto yang artinya palsu/keliru. Jadi seolah-olah itu yang bernyanyi adalah wanita padahal pria, kan jadinya palsu.

Head voice artinya suara kepala, hmmm apakah benar-benar di kepala atau tidak? Itu hanya sensasi semata. Jika dibandingkan falsetto, head voice lebih terdengar merdu dan memenuhi kepala kayak nyanyinya Gita Gutawa itu lho. Ini dimiliki semua manusia sejak lahir baik pria maupun wanita. Namun pada usia dewasa, kebanyakan kaum pria kehilangan head voice-nya dan digantikan oleh falsetto. Menurut pengalamanku sendiri, dulu sebelum umur 18 tahun, head voice aku bisa mencapai nada di atas C6. Namun ketika umurku mulai menginjak 18 tahun head voice aku mulai serak, pecah-pecah, dan susah dikeluarkan. Di saat yang bersamaan muncul percabangan register suara mirip head voice namun terdengar lebih jelek dan hanya bisa mencapai nada G5 saja. Nah itulah falsetto muncul pertama kali. Sedangkan untuk wanita dewasa kebanyakan akan bertahan meskipun terkadang wanita juga memiliki falsetto seperti teman aku yang bernama Atun.

Whistle register artinya register peluit karena suaranya mirip peluit/siulan. Secara alami semua manusia memiliki register ini sejak bayi dan akan menghilang pada usia menginjak remaja atau dewasa terutama pada kaum pria. Sedangkan untuk wanita whistle register kebanyakan masih bertahan hingga dewasa.

Nah sekarang bagaimana cara membedakan  falsetto, head voice, dan whistle register? Caranya  itu cukup mudah…

Cara membedakan falsetto dengan head voice:

Falsetto 

Suaranya berat, tidak nyaring, mirip gabus, susah mencapai nada tinggi. Semakin tinggi, semakin terdengar jelek dan tidak merdu. Jika di dengarkan, maka akan terdengar lebih mirip mixed voice,bahkan terkadang mirip suara asli wanita. Banyak waria-waria yang berhasil menggunakan falsetto saat bicara hasilnya benar-benar sama persis dengan suara asli wanita. Jika dipaksakan, maka akan pecah ke register mixed voice yaitu register yang suaranya mirip chest voice yang menghasilkan nada setinggi falsetto. Kebanyakan dimiliki pria dewasa, meskipun terkadang wanita juga memiliki falsetto.

Head Voice

Suaranya ringan, nyaring, merdu, bisa leluasa ke nada-nada tinggi diatas nada C6 bahkan ada yang mencapai nada B6. Jika didengarkan, maka suaranya akan terdengar berada di dalam memenuhi kepala. Kebanyakan dimiliki oleh wanita, anak-anak, dan pria remaja, meskipun terkadang pria dewasa juga masih memiliki head voice seperti pada kasus Ujang, Yama Carlo, Tora Sudiro, Raffi Ahmad, Indra Bekti  dll.

Cara membedakan Head Voice dengan Whistle Register

Kita sering terkagum-kagum dengan lengkingan dahsyat suara Agnes Monica waktu nembak nada F6. Namun pertanyaannya, apakah itu head voice ataukah itu whistle register? Di nada-nada tinggi antara C6-A6 antara head voice dan whistle register suaranya terdengar begitu mirip dan susah dibedakan. Lagi pula di nada sekitar G5-A6 itu head voice dan whistle wilayahnya saling tumpang tindih. Nah cara membedakannya adalah:

Head voice

Selain ciri-ciri yang sudah aku tuliskan diatas, ada lagi ciri-ciri head voice yang lain.

  1. Baik head voice maupun falsetto masih mudah diucapkan dengan kata-kata. Artinya semua huruf baik vocal maupun konsonan dari A-Z masih cukup mudah dinyanyikan tanpa pecah. Semakin tinggi head voice dinyanyikan, semakin mudah diucapkan dengan huruf “i” atau “u”.
  2. Head voice memiliki keterbatasan di nada tinggi sehingga di nada-nada sekitar C6-F6 seseorang akan terlihat ngotot dan suaranya semakin keras karena itu merupakan puncak nada tertinggi wilayah head voice.
  3. Nada tertinggi head voice tidak akan mungkin melebihi tinggi nada yang dihasilkan whistle pada individu yang sama. Biasanya wilayah puncak nada tertinggi head voice antara Bb5-A6, tergantung kemampuan masing-masing.

Whistle register

  1. Whistle register susah dinyanyikan dengan kata-kata. Whistle hanya mudah dinyanyikan menggunakan huruf A “aaaaaa…..”. Hal itu karena ruangan whistle hanya terletak di bawah epiglottis sehingga rongga mulut sudah menjadi wilayah luar ruang resonansi sehingga harus mangap. Jika tidak, maka whistle akan mudah pecah ke register lain, kecuali memang sudah terlatih.
  2. Di nada-nada sekitar Bb5-D6, whistle akan terdengar lirih/lemah dan mudah pecah ke register lain misalnya ke chest voice karena wilayah itu merupakan bagian bawah wilayah whistle register.
  3. Nada tertinggi whistle tidak akan mungkin dikalahkan nada tertinggi head voice pada individu yang sama.

Baik, itu saja cara membedakannya. Mudah bukan?

selengkapnya videonya ada di sini https://www.youtube.com/watch?v=l8ppqKLVSsg

Semoga bermanfaat dan tidak menyesatkan.

makasih 🙂